Cara Pengerjaan Floor Hardener yang Benar

Floor hardener adalah sebuah tahapan yang sering dilakukan dalam proses pembangunan lantai-lantai seperti lapangan parkir, gudang, lokasi bongkar muat barang, atau bisa juga untuk tangga darurat sebuah bangunan. Alasan penggunaan produk semacam ini adalah untuk mendapatkan kekuatan dan kepadatan dari sebuah lantai tersebut sehingga lebih tahan lama.

Rangkaian proses pengerjaan floor hardener haruslah dilakukan dengan prosedur dan urutan yang benar. Jika dilakukan dengan benar, maka hasilnya tentu akan maksimal sesuai dengan harapan. Tulisan berikut akan mencoba menjabarkan tahapan dan prosedur pengerjaannya secara jelas.

Tahapan awal floor hardener adalah membangun atau memastikan keadaan lantai beton sesuai standar. Standar yang digunakan adalah dibuat dengan 300 kilogram semen untuk setiap meter kubiknya. Lantai beton ini haruslah dikonsep untuk bisa meminimalisir segresi serta menjadi kendali untuk bleending. Sedangkan kadar airnya juga harus diminimkan serta ada tambahan conplast yang membantu pengecoran.

Selama proses pengerjaan lantai beton, pastikan pengerjaan dilakukan dengan cara benar dan sesuai dengan standar. Sehingga bisa menghasilkan lantai beton yang rata serta padat dan kuat. Setelah pengecoran selesai dan tidak ada keretakan atau kesurutan, maka tunggu air di atas lantai beton kering sehingga proses floor hardener bisa dimulai. Mulailah menaburkan ke atas lantai dengan ukuran 4 kilogram untuk 1 m2.

Lakukan penaburan floor hardener secara merata hingga lantai menjadi lebih keras dan kuat. Lakukan pengecekan kekerasan beton lantai dengan menginjak-injak lantai hingga ditemui bekas injakan mencapai 3 hingga 6 milimeter. Tujuan dari penginjakan ini adalah untuk mengeluarkan bleeding watersecara total. Lakukan tahapan seperti di atas secara terus menerus dan tanpa ada putus.

Jika floor hardener untuk ukuran lantai yang luas, maka disarankan untuk melakukannya secara bertahap. Jika bahan yang ditaburkan tadi sudah terlihat mengeras dan berwarna hitam, maka lantai sudah bisa ditrowel atau digosok. Selanjutnya lantai diselimuti curing coumpond agar resiko air menguap semakin kecil. Hindari kontak air selama 48 jam pada lantai tersebut agar hasilnya bagus.